Peribahasa kuno ini muncul dalam banyak teks spiritual, ini adalah sebuah kebenaran spiritual, sebuah mantra kesuksesan, yang praktis dan relevan dengan kehidupan, pekerjaan, dan hubngan zaman modern. Peribahasa itu menyampaikan kearifan luar biasa dalam beberapa patah kata, dan semakin cermat anda memeriksa kata-katanya semakin banyak kearifan yang anda temukan. Peribaha ini bisa mengajari banyak hal tentang kehidupan.
“ketika sang murid siap, sang guru pun muncul” diawali dengan penegasan bahwa setiap orang adalah murid. Albert Einstein menyebutkan dirinya seorang murid yang ingin mengetahui isi pikiran Tuhan. Leonardo Da Vinci mengatakan dia belajar segala sesuatu dari sekolam alam. Thomas A. Edison mengatakan dia mempelajari hukum-hukum kehidupan. Dai bilang, “aku tahu dunia ini diatur oleh Akal Tak Terbatas. Dibutuhkan Akal Tak Terbatas untuk dan dibutuhkan Akal Tak Terbatas untuk menjaganya tetap berada di jalurnya. Segala sesuatu yang mengelilingi kita –semua yang ada- membuktikan bahwa ada Hukum-Hukum Tak Berhingga di baliknya. Tidak ada yang bisa menyangkal kenyataan ini. Keakuratannya bersifat matematis.
Kesusksesan menuntut kita untuk menjadi murid tentang hidup dan murid untuk hidup. Belajar adalah hidup; tidak ada bedanya. Kita adalah murid kehidupan, murid kebahagiaan, murid cinta, dan murid kesuksesan. Ketika belajar dengan baik, kita hidup lebih baik. Kesuksesan adalah pembelajaran tanpa henti. Ini berlaku pada dunia kerja modern juga. Arie De Geus, pengaran The Living Company telah mempelopori model “oraganisasi pembelajar”. Dia mengajarkan bahwa kesuksesan merupakan hasil pembelajaran. Dia juga menyatakan, “kemampuan untuk belajar lebih cepat daripada kompetitor Anda mungkin merupakan satu-satunya keuntungan kompetitif yang dapat dipertahnkan.
“Ketika sang murid siap, sang guru pun muncul” menegaskan bahwa “kesiapan” adalah kuncinya. Perhatikan, peribahasa itu tidak mengatakan “ketika sang murid mujur, sang guru pun muncul”. Kesiapan adalah kemampuan untuk hadir pada momen yang dinamakan “saat ini” dan untuk menerima setiap berkah yang ada di sini. Kesiapan merupakan kemauan untuk terlibat secara penuh dengan apa yang sedang terjadi dan membiarkan setiap perincian kecil untuk berbicara kepada anda, mengajari anda dan membimbing anda. Kesiapan adalah kemampuan untuk menyediaan diri secara spontan bagi peluang-peluang tak terrencana –untuk tidak menjadi terlalu sibuk, berjalan tanpa sadar, atau penuh dengan pikiran. Kesiapan adalah kemauan untuk meninggalkan pelajaran yang lama dan membiarkan rahmat mengilhami anda dengan ide-ide yang lebih baik.
“ketika sang murid siap, sang guru pun muncul” menegaskan bahwa seorang guru untuk masing-masing kita. Jika anda menerima bahwa setiap orang adalah guru anda, maka setiap orang bisa mngajari anda sesuatu. Seorang murid kesuksesan mungkin merenungkan dengan mendalam apa yang telah diajarkan orang tuanya tentang kesuksesan, yang positif maupun negatif. Dia bahkan mungkin mengawali perbincangan tentang kesuksesan dengan mereka. Seorang murid kesuksesan mungkin bertanya kepada mitra dan teman-teman mereka, “apakah kesuksesan itu?” dia mungkin juga memeriksa dengan cermat apa yang diajarkan anaknya tentang kesuksesan. Setiap hubungan merupakan kurikulum, dan pelajaran yang kita dapatkan dalam hubungan2 itu bisa menciptakan kesuksesan dan kebahgiaan yang lebih banyak.
“ketika sang murid siap, sang guru muncul” merupakan pernyataan kategoris. Ia tidak menyatakan “kadang-kadang muncul”. Juga perkataannya adalah muncul bukan tiba. Ini merupakan perbedaan penting karena tiba menyiratkan sang guru saat iini berada di suatu tempat yang lain, tetapi muncul menyiratkan sang guru sudah ada di sini, menanti untuk diperhatikan. Carl Jung memasang tanda yang dalam terjemahkannya adalah “bertaruh atau tidak, Tuhan itu ada”. Rahmat ada di setiap tempat yang siap untuk menerimanya, oleh karena itu:
Ketika sang murid siap, sang guru pun muncul
Ketika sang pemikir siap, ide pun muncul
Ketika sang seniman siap, inspirasi pun muncul
Ketika sang pelayan siap, tujuan pun muncul
Ketika sang atlit siap, kinerja pun muncul
Ketika sang pemimpin siap, visi pun muncul
Ketika sang pencinta siap, mitra pun muncul
Ketika sang hamba siap, Tuhan pun muncul
Ketika sang guru siap, murid pun muncul.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar